Tangki IPAL BIO (WTTP)

Pabrikasi waste water treatment plant (WTTP) yang merupakan tangki IPAL Bersertifikat sesuai standar baku mutu dari Dinas

Standardization of Aplication Method

Perusahaan kami menerapkan standarisasi produk mulai dari pembuatan dan perakitan, sehingga keandalan mutu dan kualitas terjamin

Water Roof Tank Fiberglass

Tangki air extra capasity (water panel) kualitas terbaik dari kami life time service sehingga mampu diandalkan untuk mensuplai kebutuhan air Anda

Tangki IPAL bio integrated system

Tangki IPAL (STP) dengan teknologi biofilter mampu menstabilkan air limbah bekas rumah tangga dan industri menjadi air yang ramah lingkungan

Kursi Multi Fungsi Fiberglass

Kami memprodsi meja dan kursi untuk segala kebutuhan (indor dan outdor) kuat dan tahan panas di bawah terik matahari sekalipun

Jumat, 05 Maret 2021

Solusi Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Solusi Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan menjadi masalah yang serius bagi banyak lapisan masyarakat, sehingga sudah menjadi tanggung jawab dari perusahaan di tiap industri untuk menanggulanginya. Apalagi industri yang memiliki sisa hasil proses yang berbahaya, seperti limbah dari  Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau limbah dengan kandungan mikroorganisme yang dapat menyebabkan dampak pencemaran lingkungan yang tinggi.

Perlu Anda ketahui, menurut Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh aktivitas manusia seperti proses industri atau juga proses alam, yang menyebabkan penurunan kualitas ke tingkat tertentu, hal ini akan menyebabkan lingkungan hidup tidak lagi dapat berfungsi sesuai dengan yang seharusnya.


Penyebab Pencemaran Lingkungan

Hal pertama yang perlu Anda ketahui tentang pencemaran lingkungan adalah beberapa penyebabnya. Dengan begitu Anda dapat mengatasinya sebelum terlambat. Adapun beberapa penyebabnya antara lain:

Pencemaran Udara

Menurut Encyclopedia Britanica di tahun 2015, pencemaran lingkungan yang terjadi di udara dapat disebabkan beberapa hal, mulai kegiatan industri atau juga asap dari kendaraan. Apalagi dengan semakin berkurangnya lahan hijau yang dapat memasok cadangan oksigen, pencemaran udara bertambah berat.

Pencemaran Tanah

Pencemaran lingkungan pada tanah biasanya disebabkan oleh zat kimia berbahaya yang langsung dibuang tanpa diproses terlebih dahulu. Zat kimia yang memiliki senyawa beracun tersebut tidak hanya dapat mempengaruhi tanah dan ekosistem sekitar, tapi juga bagi manusia jika bersentuhan langsung dengan tanah yang terkontaminasi.

Pencemaran Air

Selain udara dan tanah, pencemaran lingkungan juga dapat terjadi pada wilayah perairan. Ada beberapa sumber pencemaran air yang kita ketahui, mulai dari limbah domestik yang dihasilkan rumah tangga dan juga aktivitas industri dengan sisa hasil produksi yang menyebabkan terjadinya pencemaran air limbahnya mengandung bahan berbahaya dan beracun.


Dampak Pencemaran Lingkungan dari Aktivitas Industri

Setelah mengetahui penyebab terjadinya pencemaran di udara, tanah, dan air selanjutnya Anda juga perlu mengetahui dampak pencemaran lingkungan, khususnya yang dihasilkan aktivitas industri. Beberapa di antaranya adalah:


Dampak kesehatan bagi manusia, menyebabkan penyakit seperti tifus, kolera, diare, dan banyak penyakit lainnya. Selain itu, ada pula kemungkinan infeksi dan penularan dari terganggunya ekosistem.

Dampak bagi lingkungan, seperti penurunan kualitas lingkungan, terhambatnya pengembangan negara, lingkungan yang kurang nyaman ditempati, dan juga menyebabkan musnahnya makhluk hidup yang berujung pada kepunahan.

Sanksi Pidana bagi Industri yang Melakukan Pencemaran Lingkungan

Tahukah Anda, ternyata perusahaan yang menyebabkan pencemaran lingkungan dapat dikenai sanksi pidana? Menurut Pasal 104 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap orang yang melakukan pembuangan limbah ke lingkungan tanpa izin dan pengolahan sebelumnya dapat dikenai sanksi pidana hingga paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp 3 miliar!


Oleh karena itu, jangan sampai limbah yang dihasilkan perusahaan yang Anda kelola mencemari lingkungan sekitar. Jika sampai terjadi, bukannya tidak mungkin sanksi pidana dikenakan kepada Anda sebagai pihak yang bertanggung jawab.


Solusi Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Bagi perusahaan yang ingin mengatasi pencemaran lingkungan hidup akibat sisa hasil limbah industri, khususnya limbah cair yang berbahaya, maka solusi terbaik yang perlu dipertimbangkan adalah dengan menggunakan Water Treatment Plant (WTP) untuk menghilangkan kandungan berbahaya di dalam limbah cair sebelum dibuang ke perairan atau tanah. Selain itu, WTP juga memungkinkan Anda untuk mengolah kembali limbah cair untuk kebutuhan produksi, sehingga dapat menghemat pengeluaran air yang dibutuhkan.


Share:

Tangki IPAL BIOSYTEM

Tangki Pengolahaan Limbah Bio System

STP Biosystem adalah sistem pengolahan air limbah secara terpadu untuk mengolah limbah cair domestik dari toilet hingga air bekas mandi. STP dibuat untuk mengolah air sisa-sisa kegiatan domestik agar ramah bagi lingkungan dan tidak merusak ekosistem yang ada.


Saat ini dibeberapa daerah perkotaan air bersih semakin sulit untuk ditemui. Jika hal tersebut tetap dibiarkan maka kemungkinan besar, air bersih akan terus semakin berkurang. Hal ini dikarenakan penggunaan air yang terlalu berlebihan, serta pembuangan limbah cair yang mengotori air sungai dan lain sebagainya.

Untuk mengatasi hal tersebut, kini pemerintah sudah melalui dinas LH sudah mulai melakukan pendekatan kepada masyrakat atau pemilik gedung-gedung untuk menggunakan STP  agar pencemaran air tidak semakin meluas.

Dengan menggunakan STP , anda bisa membantu menjaga kebersihan lingkungan. Mengingat air yang tercemar dapat mendatangkan berbagai macam penyakit diantaranya adalah diare, disentri, penyakit kulit bahkan hepatitis. Dengan pengolahan air limbah ini, anda juga bisa menjaga kebersihan air khususnya air tanah.

Proses Pengolahan Air Limbah pada STP  akan diolah melalui beberapa tahapan proses dengan metode kombinasi biofilter anaerobic-aerobic sehingga air olahan benar-benar sudah layak dibuang dan aman bagi lingkungan. Dengan beberapa tahapan yaitu :

Semua air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik yaitu air limbah dari kamar mandi, air limbah cucian tangan dari wastafel, seluruhnya dialirkan ke bak pemisah minyak dan lemak. Bak pemisah lemak ini berguna untuk memisahkan antara lemak atau minyak yang bersumber dari kegiatan dapur, serta untuk mengendapkan kotoran pasir, tanah atau senyawa padatan yang tak dapat terurai secara biologis.

Selanjutnya air limpasan dari bak pemisah lemak dialirkan ke bak ekualisasi (Sum Pit) yang berfungsi sebagai bak penampung limbah dan bak kontrol aliran. Air limbah di dalam bak ekualisasi selanjutnya dipompa ke unit STP .

1. Tahap Screening atau Penyaringan Awal Dengan Media Screen

Pada tahap awal, limbah yang akan diolah harus melewati tahap penyaringan. Ini bertujuan untuk menyaring bahan padat yang mengalir melalui air limbah. Dengan demikian, proses pengolahan limbah lebih mudah, efisien dan maksimal. Dalam melakukan proses ini, kita harus tahu tentang ciri-ciri air yang tercemar. Ini membutuhkan alat penyaringan yang tepat. Untuk lapisannya, bisa dibuat berlapis dua sehingga dapat menyaring partikel atau kotoran padat dengan maksimal.

2. Tahap Equalisasi

Pada Tahap kedua ini, air limpasan dari ruang sediment awal atau screen mengalir dan diolah secara aerasi biological dengan hembusan udara dari blower untuk mengurangi beban BOD, COD pada limbah

3. Tahap Anaerobic

Pada tahap ini air limbah memasuki ruang anaerobic yang terdapat media biofilter . Biofilter berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter Up Flow ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.

4. Tahap Aerobic

Di dalam  ruang aerob ini diisi dengan media dari bahan pasltik tipe honeycomb, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). 

5. Tahap Anerobic Secondary (Kedua)

Pada tahap ke 5 ini air kembali disaring dengan biofilter anaerobic untuk memasimalkan dan mereduksi beban air agar kadar BOD,COD, TSS pada air menurun.

6. Tahap Sedimentasi

Sedimentasi adalah suatu unit operasi untuk menghilangkan materi tersuspensi secara gravitasi. Proses sedimentasi pada pengolahan air limbah umumnya untuk menghilangkan padatan tersuspensi sebelum dilakukan proses pengolahan selanjutnya.

7. Klorinasi

Pada tahap ini air limbah akan diolah dengan klorin untuk membunuh kuman berbahaya agar air buangan dari STP  tidak berbahaya bagi lingkungan.

Share:

Tangki IPAL Bulat (Perbedaan dan Fungsinya)

Tangki IPAL Bulat (Perbedaan dan Fungsinya)



Perbedaan STP dan WTP – Pernahkah Anda kebingungan mengenai perbedaan antara Sewage Treatment Plant (STP) dengan Water Treatment Plant (WTP)? Memang benar keduanya merupakan instalasi untuk mengolah limbah, tetapi ada banyak sekali perbedaan signifikan antara keduanya. Oleh karena itu, agar Anda tidak tertukar lagi antara kedua sistem pengolahan limbah ini, saatnya mengenal perbedaan STP dan WTP, mulai dari pengertian, fungsinya, hingga cara kerja keduanya. Berikut penjelasan selengkapnya

Perbedaan STP dan WTP Dilihat dari Pengertiannya

Hal pertama yang perlu Anda pahami mengenai perbedaan STP dan WTP adalah pengertiannya yang berbeda satu sama lain. Sewage Treatment Plant adalah instalasi pengolahan limbah cair yang diperuntukkan bagi limbah rumah tangga seperti kotoran, air bekas mencuci piring atau pakaian, dan juga air kotor yang berasal dari dapur dan kamar mandi. Sementara itu, Water Treatment Plant adalah instalasi pengolahan air untuk mendapatkan air yang sesuai dengan standar baku mutu dan memisahkannya dari kontaminan agar lebih bersih dan aman untuk dikonsumsi.

Jika dilihat dari pengertian keduanya, maka sudah jelas perbedaaan STP dan WTP adalah pada perlakuan terhadap limbah cair yang diolah. Pada umumnya, pengolahan pada WTP memerlukan komponen yang lebih rumit, karena instalasi ini digunakan untuk menghasilkan air dengan kualitas baik dan layak untuk dikonsumsi manusia. 

Perbedaan STP dan WTP dari Fungsinya

Jika dilihat dari fungsinya, maka perbedaan STP dan WTP juga cukup berbeda. Sistem STP memiliki fungsi untuk menghilangkan kontaminan yang terbawa limbah rumah tangga berupa grey water dan black water agar tidak mencemari lingkungan ketika dibuang ke wilayah perairan sekitar. 

Sementara itu, sistem WTP memiliki perlakuan yang sedikit berbeda, karena berfungsi untuk menyuplai air yang berkualitas untuk kebutuhan industri dengan cara mengolah air dari sumber dengan kualitas yang kurang baik menjadi cukup baik digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti konsumsi atau produksi.

Perbedaan STP dan WTP Dilihat dari Cara Kerjanya

Setelah mengenal perbedaan STP dan WTP dari pengertian dan fungsinya, Anda juga perlu mengetahui perbedaan STP dan WTP jika dilihat dari cara kerjanya. Dengan begitu, Anda tidak salah memilih ketika akan memasang instalasi pengolahan limbah untuk perusahaan atau juga pemukiman yang Anda kelola.

Cara kerja dari STP melibatkan dua proses pengolahan limbah, yaitu limbah yang berasal dari sisa cucian atau deterjen (grey water) dan kotoran manusia (black water), dengan proses sebagai berikut:

Pengolahan limbah grey water, memanfaatkan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) yang dilengkapi bak pengumpul dan tangki resapan. Untuk dapat melakukan pengolahan grey water, nantinya limbah akan dialirkan menuju bak pengumpul yang memiliki ruang yang disekat dengan sebuah kassa, yang berfungsi untuk menyaring dan mengendapkan zat yang terbawa, seperti sampah, minyak, dan pasir. Setelah selesai, air dialirkan menuju tangki resapan yang dilengkapi dengan arang dan batu koral untuk menyaring air agar lebih bersih dan aman untuk lingkungan.

Pengolahan limbah black water, memerlukan sistem yang lebih rumit dan membutuhkan septic tank sebagai tangki endapan yang dilengkapi bakteri yang berfungsi untuk mengurai kotoran agar kandungan zat patogen yang ada di dalamnya dapat dihilangkan. Hasil akhirnya adalah lumpur tinja yang sudah lebih aman untuk dibuang ke saluran pembuangan.
Sementara itu, cara kerja WTP sendiri melibatkan beberapa proses yang lebih rumit dari STP. Perbedaan STP dan WTP dari proses ini yang penting Anda ketahui, yaitu:

Koagulasi, merupakan proses untuk destabilisasi partikel koloid yang terkandung di dalam air. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk memisahkan air dari partikel pengotor yang ikut larut seperti pasir, minyak, dan lainnya. Proses ini dapat dilakukan dengan metode fisika atau juga kimia.
Flokulasi, adalah proses untuk membentuk dan juga memperbesar flok atau pengotor yang terendap agar lebih mudah dipisahkan. Tahap ini biasanya melibatkan senyawa kimia untuk meningkatkan efisiensi.

Sedimentasi, berfungsi untuk mengendapkan partikel koloid yang sudah melalui dua proses sebelumnya yang kini sudah lebih besar masa jenisnya dibandingkan air. Ketiga proses ini biasanya juga dapat digabungkan menjadi satu, melalui proses aselator.

Filtrasi, merupakan proses penyaringan dengan memanfaatkan membran atau media lain seperti pasir atau batuan. Ada beberapa proses filtrasi yang umumnya diketahui, yaitu Reverse Osmosis (RO), Multi Media Filter, Ultra Filtration (UF), Nano Filtration (NF), dan Micro Filtration (MF).
Desinfeksi, yaitu proses penambahan zat kimia untuk memastikan zat patogen yang masih terbawa dapat dimatikan. Proses ini biasanya melibatkan metode ozonisasi, penambahan klor, penyinaran UV, dan metode lainnya untuk membunuh zat berbahaya.

Reservoir, merupakan proses akhir untuk menampung air bersih sebelum didistribusikan kembali.
Itulah tadi perbedaan STP dan WTP dilihat dari pengertian, fungsi, dan juga cara kerjanya. Setelah mengenal perbedaan STP dan WTP di atas, kini Anda sudah bisa menentukan manakah sistem pengolahan limbah cair yang dibutuhkan. 

Jika Anda tertartik untuk memasangnya, PT. Royal Cipta Abadi Utama bisa menjadi pilihan yang tepat untuk membantu Anda, dengan biaya yang kompetitif dan dukungan pilihan pembayaran dengan sistem pay for performance, tentunya kualitas yang yang dihasilkan sebanding dengan investasi yang dikeluarkan. Sekarang pilihan di tangan Anda, siap menghubungi kami sekarang

Share:

Tong Sampah


 

Share:

Tangki IPAL

 


Share:

Definition List

Unordered List

Support